Ahad, 2 Ogos 2009
Jalan Penuh Liku
Jalan yang panjang ini penuh liku, Ya Allah.
Ada bencana dan bala yang menunggu di sisinya. Walau bukan fizikal yang disakiti tapi mental kian diasak tujahan godaan dan kejahatan. Kegelapan itu kembali menyelubungi. Pilu rasanya saat awan gelap hitam pekat itu berarak masuk ke kamar hati yang sedia tidak terkawal itu. Tiada penjaga iman yang segak berzikir dan pemerhati akal yang sempurna pengawasannya. Cahaya Al-Quran lama-kelamaan terhapus ditiup gelora taufan nafsu yang menggila. Tautan sunnah Rasulullah jua turut terlerai sehinggakan tertelanjang sebuah hakikat yang hipokrit dan dusta.
Saat itu juga, amal jauh dari ilmu. Pohon rendang kembali kering buahnya. Tiada lagi teduhan yang nyaman. Hati yang naïf itu kembali menangis seperti dulu, saat ia dijajahi syaitan. Mencurahkan air mata dari matanya yang sudah dibutai. Seluruh anggotanya lumpuh untuk mengerjakan gerak langkah membangun rohani.
Namun mendung itu tidak terlalu lama singgah, tatkala sang raja empunya diri tersedar dari lenanya yang diracuni. Penawar kembali ditemui. Hati diubati, dijagai dan disucikan kembali. Curahan hidayah dan rahmat tak jemu mendatangi.
Satu persatu cahaya-cahaya kembali menerangi.
Menghambat pergi segala yang bernama kegelapan, kejahatan, kehitaman.
Siti Yang Latifah
Machang, 8 April 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan